dilamedia.com, Penyakit Antraks telah menyebar di Indonesia. Penyakit ini menyerang hewan ternak mulai dari sapi, kerbau hingga domba atau kambing dan tergolong penyakit akut yang penyebarannya melalui infeksi virus dan mudah menular. Penyebaran antraks pada hewan ternak dapat menyebar dengan sangat cepat.
Dampak yang ditimbulkan berupa kerugian ekonomi karena menyebabkan penurunan produksi daging dan susu, serta menghambat perdagangan hewan ternak dan produk hewani. Bahkan, dalam beberapa pekan terakhir, telah terjadi penyakit antraks yang menyerang di kawasan Gunung Kidul, hal ini menjadi perbincangan berbagai kalangan, baik masyarakat, kalangan intelektual maupun pemerintah.
Penyakit Antraks merebak di Kecamatan Semanu, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Peristiwa itu diketahui setelah seorang warga Semanu berusia 73 tahun meninggal pada Selasa (4/7/2023), lantaran mengonsumsi daging sapi yang mati karena sakit. Kasus antraks ini sudah kesekian kalinya terjadi di Gunung Kidul. Catatan DPKP DIY.
Karena khawatir akan minimnya pengetahuan masyarakat mengenai gejala dan dampak dari berbagai penyakit tersebut, maka tim Kuliah Kerja Nyata – Program Pengabdian Masyarakat (KKN-PPM) kelompok 79 Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) berinisiatif mensosialisasikan bahaya dampak penyakit tersebut baik pada ternak maupun manusia pada hari Kamis, (3/8/2023) pukul 19.00 WIB bertempat di rumah salah satu warga dusun Gejugan, Desa Bringin, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang.
Antraks sendiri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Spora Bacillus Anthracis. Bakteri ini dapat menghasilkan racun yang bisa menyebabkan kematian.
Gejala penyakit ini adalah peningkatan suhu tubuh secara tiba-tiba pada hewan ternak, kemudian menggigil, kejang-kejang, dari lubang hidung dan dubur keluar cairan bercampur darah, denyut nadi cepat, dan kehilangan nafsu makan.
Acara ini diikuti oleh 30 warga Gejugan, selain kegiatan sosialisasi tersebut, juga diadakan sesi diskusi dengan warga yang memiliki ternak, kebanyakan warga dusun Gejugan memelihara hewan ternak seperti kambing dan sapi.
Dalam kegiatan ini, mahasiswa yang tergabung dalam kelompok KKN 79 UMBY menyampaikan beberapa materi yang bertujuan untuk memberikan wawasan serta pengetahuan tentang pengenalan penyakit yang baru-baru ini marak menjadi perbincangan di media massa yang menyerang pada hewan ternak seperti sapi dan kambing serta cara pencegahannya.
Sasaran tujuan dari sosialisasi ini adalah warga Gejugan karena mayoritas warganya beternak sapi dan kambing.
Sosialisasi ini dilakukan oleh Angella Dianina S Brahmana dan Muhammad Zidny Zidan, anggota KKN 79 UMBY yang merupakan mahasiswa program studi peternakan UMBY.
Dua orang mahasiswa tersebut menjelaskan cara pencegahan yang dapat dilakukan yaitu vaksinasi dengan vaksin spora (max sterne) dengan dosis 1 cc, diberikan setiap 6 bulan sekali dengan serum anti anthrax dengan dosis 50-109 cc/ekor, kemudian melakukan sanitasi kandang secara berkala dan menjaga pola makan hewan ternak.
“Jika ada hewan ternak yang sudah terindikasi gejala-gejala terkait penyakit tersebut, maka segera dipisahkan dengan hewan lain agar tidak terjadi penyebaran di dalam kandang,” kata Angella.
“Kemudian dapat diberikan perhatian khusus pada hewan ternak yang sudah terjangkit, seperti pemberian pakan completed feed serta obat-obatan, bisa juga berkonsultasi dengan dokter hewan agar tidak memperparah kondisi ternak yang terjangkit,” tambah Angella.
“Jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan diri sendiri setelah melakukan kontak dengan hewan yang terjangkit,” tutupnya.
Di penghujung acara, warga Dusun Gejugan mengapresiasi kegiatan sosialisasi ini.
"Terima kasih kepada Mas dan Mbak dari kelompok KKN 79 UMBY yang telah memberikan edukasi mengenai penyakit ternak dan cara pencegahan penyakit tersebut. Sekarang kami tahu cara mencegah, menanganinya dan mengenali gejalanya," tutur Sriyono selaku ketua RT 48 Dusun Gejugan, salah satu peternak kambing.
Ir. Ajat Sudrajat, S.Pt., M.Pt., IPP., selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN kelompok 79 UMBY, turut memberikan tanggapan terhadap kegiatan sosialisasi ini.
“Kegiatan sosialisasi diharapkan dapat memberikan edukasi dan pemahaman kepada warga Dusun Gejugan terhadap penyakit antraks pada hewan ternak yang ramai dibicarakan banyak pihak karena banyak terjadi hewan ternak yang mati di Gunung Kidul,” ungkap Ajat.
Editor : Haya Azzura Rassya
Post a Comment
Berikan Komentar Anda